Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi membawa kemudahan terhadap akses informasi bagi masyarakat. Namun, dengan adanya kemudahan ini dapat menimbulkan dan peningkatan terhadap penyebaran berita hoax yang dapat mengganggu stabilitas sosial dan menciptakan keresahan oleh masyarakat. Literasi Informasi ini muncul sebagai bentuk keterampilan penting dalam membantu suatu individu untuk menilai, mengevaluasi, dan memverivikasi informasi sebelum mempercayainya atau menyebarkannya. Artikel ini akan membahas peran literasi informasi dalam mencegah penyebaran hoax dengan merujuk pada temuan tiga jurnal yang di temukan.
Pendahuluan
pada era sekarang perkembangan teknologi informasi semakin pesat, teknologi informasi telah mentransformasikan cara masyarakat memperoleh informasi serta menyebarkan informasi. media sosial merupakan salah satu sumber yang paling sering digunakan, terutama pada generasi muda yaitu GenZ. namun dalam kemudahan akses informasi tersebut akan menimbulkan peluang besar dalam hal munculnya berita palsu (hoax) yang sering memanipulasi kita agar kita menyebarkan serta menggiring opini publik. menurut penelitian Ewaldus Rico Oktavian, remaja merupakan kelompok yang paling rentan termakan berita hoax karena tingginya aktivitas digital dan minimnya kebiasaan mengolah informasi. karena, remaja sering sekali menyebarkan informasi yang bersifat memberikan sensasi publik tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu. hoax juga dapat berdampak luas mulai dari kebingungan publik, perpecahan sosial hingga ancaman terhadap keamanan nasional. lalu dijelaskan juga oleh Ramayanti & Sa'diyah (2017) yang menegaskan bahwa rendahnya literasi digital masyarakat Indonesia menjadi faktor utama maraknya penyebaran hoax di media sosial. oleh karena itu, literasi informasi menjadi kunci utama dalam upaya mencegah dampak negatif hoax. Artikel ini menelaah secara mendalam terhadap peran literasi informasi dalam pencegahan penyebaran hoax dengan memanfaatkan temuan-temuan dari beberapa jurnal.
Pembahasan
1. Konsep Hoax dan Karakteristik
Hoax merupakan informasi palsu yang sengaja dibuat untuk memicu atau menciptakan kepanikan. (dalam jurnal Ramayanti & Sa'diyah 2017), hoax dijelaskan sebagai pesan menyesatkan yang sering dikemas dengan bahasa provokatif dan tanpa bukti yang jelas.
Beberapa Ciri-Ciri Hoax :
- Judul Provokatif dan Emosional
- Tidak menyertakan sumber yang kredibel
- Informasi tidak memiliki tanggal kejadian yang jelas
- Mengandung ajakan untuk menyebarkan ke orang lain
Jenis-Jenis Hoax antara lain :
- Hoax Simpati
- Hoax Hadiah
- Urban Legend
2. Penyebab Masyarakat Mudah Percaya Hoax
berdasarkan dari bantuan ketiga jurnal terdapat beberapa faktor kunci
a. Rendahnya Kematangan Berfikir Kritis
Kalangan Remaja seperti yang sudah dijelaskan pada Oktavian (2024), memiliki kecenderungan emosional sehingga mudah terpancing oleh sebuah informasi yang memiliki sensasi tanpa melakukan pengecekan kembali terkait informasi tersebut.
b. Kurangnya Kemampuan Literasi Digital dan Informasi
pada Qur'aini dkk. (2024) menegaskan bahwa banyak masyarakat belum mampu membedakan antara berita valid dan informasi yang dimanipulasi
C. Pengaruh algoritma media sosial
Semakin sering seseorang berinteraksi dengan konten sejenis, semakin besar peluang ia melihat konten serupa, termasuk hoax.
3. Literasi Informasi Sebagai Solusi Pencegahan Hoax
Literasi informasi mencakup kemampuan mencari, mengevaluasi, memverifikasi, dan memanfaatkan informasi secara etis. Ketiga jurnal sepakat bahwa literasi informasi adalah kunci dalam memutus rantai penyebaran hoax.
a. Kemampuan Verifikasi Sumber
kemampuan verivikasi sumber yang dimaksud adalah setiap seseorang sebelum memberikan informasi harus melakukan yaitu menilai kredibilitas sumber, memeriksa latar belakang penulis, dan mencari data pendukung dari sumber lain.
b. Penguatan Berpikir Kritis
literasi informasi atau literasi digital yang diterapkan di lingkungan sekolah dapat membantu remaja dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis, sehingga ketika remaja memiliki pemikiran kritis mereka tidak akan mudah percaya mengenai konten hoax atau konten emosional.
c. Etika Penggunaan Teknologi
Literasi Informasi bukan hanya sekedar membahas aspek kognitif, tetapi juga etika dalam tidak mudah untuk menyebarkan berita tanpa bukti yang jelas, lalu dapat menghargai privasi orang lain dan menghindari ujaran kebencian.
Kesimpulan
Literasi Informasi merupakan kemampuan fundamental dalam menghadapi maraknya penyebaran berita hoax. jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah
1. Hoax dapat menyebar dengan cepat karena rendahnya literasi informasi dan tingginya penggunaan media digital
2. Literasi Informasi juga dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, mengevaluasi apakah sumber tersebut benar, lalu mengetahui etika bermain social media jadi literasi informasi ini sangat efektif dalam mencegah terkena hoax.
3. Penguatan dalam bidang Literasi Informasi yang dilakukan sejak dini terutama pada saat remaja dapat menciptakan masyarakat yang cerdas, kritis, dan bijak dalam menerima informasi.
Saya mengambil beberapa referensi jurnal di Google Schoolar untuk mendukung artikel saya, dengan judul peran literasi informasi dalam pencegahan penyebaran hoax, saya memilih sekitar ada 2 sampai 3 jurnal yaitu jurnal dari ejournal kampus akademik dan jounal apmd. dua journal tersebut mendukung dengan judul artikel saya.
