Di era digital
yang serba cepat, informasi hadir dalam jumlah yang tidak pernah dibayangkan
sebelumnya. Setiap detik, ribuan data diunggah, dibagikan, dan diproduksi
melalui berbagai platform digital. Namun, kemudahan ini membawa tantangan baru:
maraknya disinformasi serta fenomena information overload yang membuat
masyarakat rentan terhadap manipulasi dan miskonsepan. Dalam situasi ini,
literasi informasi menjadi kemampuan kunci untuk bertahan, memilah, dan
mengambil keputusan yang tepat.
1. Disinformasi sebagai Ancaman Baru
Disinformasi bukan sekadar informasi yang salah, tetapi sering kali merupakan upaya terencana untuk membentuk opini publik melalui manipulasi. Penyebarannya yang cepat melalui media sosial membuat masyarakat semakin sulit membedakan antara fakta, opini, dan propaganda. Tanpa literasi informasi, individu mudah terjebak dalam polarisasi, kepanikan, dan pemahaman yang keliru terhadap isu-isu penting.
2. Tantangan Overload Informasi
Fenomena overload informasi terjadi ketika volume informasi yang diterima melebihi kemampuan seseorang untuk mengolahnya. Akibatnya, informasi yang benar bisa tenggelam di antara lautan konten yang tidak relevan. Individu kemudian mengalami kelelahan kognitif, kehilangan fokus, dan cenderung memilih informasi yang paling mudah diakses—yang sayangnya tidak selalu akurat.
3. Literasi Informasi sebagai Keterampilan Kritis
Literasi informasi mencakup kemampuan menemukan, memahami, mengevaluasi, serta menggunakan informasi secara efektif. Dalam era disinformasi, keterampilan ini menjadi tameng untuk melindungi diri dari informasi bias dan menyesatkan. Literasi informasi mendorong seseorang untuk:
a) Memverifikasi sumber.
b) Menganalisis kredibilitas konten.
c) Mengidentifikasi motif atau bias penulis.
d) Menggunakan logika dan bukti sebelum membagikan informasi.
e) Dengan demikian, literasi informasi tidak hanya
melatih kemampuan teknis, tetapi juga membangun kesadaran kritis (critical
awareness).
4. Peran Literasi Informasi dalam Kehidupan Masyarakat
Literasi informasi berperan penting tidak hanya dalam dunia akademik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang memiliki literasi informasi yang baik akan lebih bijak dalam:
a) Mengambil keputusan terkait kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
b) Menyikapi isu-isu politik secara objektif.
c) Menghindari penipuan digital atau scam online.
d) Membangun budaya diskusi yang sehat dan berbasis data.
e) Dengan kata lain, literasi informasi menjadi
fondasi bagi terciptanya masyarakat yang cerdas, kritis, dan demokratis.
Di tengah
derasnya arus informasi yang membanjiri ruang digital, kemampuan untuk memilah
dan menilai informasi menjadi kebutuhan utama. Literasi informasi hadir sebagai
solusi untuk menghadapi dua tantangan besar masa kini: disinformasi dan
information overload. Melalui literasi informasi, masyarakat dapat menjadi
pengguna informasi yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab, sehingga tercipta
ekosistem informasi yang lebih sehat dan berintegritas.
Sumber : Saya mengambil judul ini lewat jurnal yang saya temukan
